Wednesday, June 8, 2011

Gimana mau bangun???

Sifat manusia memang berbeda2. Ada yang rendah hati yang bahkan mungkin sampai rendah diri, ada pula yang tinggi hati bahkan sampai terlalu percaya diri yang selalu memperlihatkan kemampuan dirinya agar orang lain melihatnya.

Saya mau bahas yang tipe kedua ini. Hmm....kenapa saya pilih kategori ini? Karena sebenarnya tipe ini sudah terlalu banyak di Indonesia, sampe mungkin mereka sendiri tidak menyadari bahwa mereka masuk ke dalam tipe kedua ini. Yang jelas, negara ini tidak akan pernah dibangun oleh orang yang memiliki ego kepribadiannya yang terlalu tinggi, tanpa diimbangi dengan rasa ingin berbagi pada orang lain. Kalo mau berbagi pada orang lain,,,eittss...nanti dulu, gw musti kebagian dulu, kl nggak....ngapain berbagi sekarang??? *gelo*

Pertama2, mari kita lihat hal2 kecil yang selalu dilakukan oleh orang dengan tipe kedua ini. Dia selalu mengucapkan kata "aku". Saking seringnya dia mengucapkan "aku", sampai2 dia sendiri pun tak sadar, telah berapa banyak kata itu diucap. Misalnya, ada pertanyaan singkat "Kamu itu anak keberapa?". Orang dengan tipe kedua ini, pada umumnya akan menjawab "aku anak kedua. kakakku laki2, dan adikku perempuan. Tapi aku berusaha untuk menjadi kakak yang dewasa bagi adik2 ku. Keluargaku itu, subhanallah...apalagi ayahku, dia orang yang hebat. Dia selalu mengatakan ini dan itu kepadaku. Padahal adik dan kakakku tidak pernah diperlakukan sama dengan ku."

See??? berapa banyak kata "aku" atau "ku" dari jawaban itu? *Tak usah dibahas...*

Kedua, orang dengan tipe ini akan selalu mengungkapkan apa saja yang telah dia lakukan dalam hal yang menurutnya itu penting dan bermanfaat bagi orang lain. Padahal, ciri2 ikhlas itu tidak seperti makan jengkol yang baunya kemana2. Yang namanya ikhlas itu, bagaikan makan nangka tapi setelah itu makan permen, alhasil bau nangkanya tidak kentara. Misalnya saja, "Eh, liat dong...rapihkan? Siapa yang rapihin coba?" Tanya seseorang pada adiknya. dan akan dilanjutkan dengan kata2 "berterima kasih dong sama kakak yang udah ngerapihin ini..." Weekksss*
*bersambung sajah...saya sudah bosan dengan orang tipe ini...lain kali tak sambung

Wednesday, January 26, 2011

Saya mencintai kalian karena Alloh

Subhanallah...
Tak pernah ada yang menandingi kuasaNYA. ketika aku berkeinginan sesuatu, Alhamdulillah, Alloh masih berkenan mengabulkannya. Bahkan ketika aku berkeinginan di luar pemikiranku, ada saja kejadian yang sama.

Kadang aku pun bingung bagaimana aku harus mengungkapkan sesuatu dengan kata2. Kalau sudah begitu, biasanya aku melampiaskannya dengan berjalan2 sendirian, makan, dan ketemu teman2 lama. Bercerita dengan mereka. Dan yang membuat aku bisa tersenyum justru karena cerita mereka. Ternyata mereka memiliki masalah yang lebih besar dariku. Tapi mereka masih bisa tersenyum...kenapa aku yang memiliki masalah yang kecil ini susah tersenyum?

Terima kasih buat mereka yang membuatku tersenyum.

_saya mencintai kalian karena Allah, bukan karena kebaikan kalian atau cacian kalian_

Wednesday, November 17, 2010

hope it will be berkah

Buka e-mail (yang gmail)...heuheu...dapat surat balasan yang menarik.....subhanallah...semoga dimudahkan.

Di situ sudah tertulis tempat, waktu, dan semuanya lengkap. hanya untuk masalah dana, masih harus di usahakan. sepertinya kali ini harus pake uang sendiri dulu...semoga balik modal...

kuceritakan ke mama dan bapak (walaupun sudah pernah kusampaikan dulu, tapi masih tidak mantab jawaban dari mereka)...tapi kali ini, alhamdulillah mereka setuju walaupun awalnya bertanya2, "kira2 habis berapa?", aku jawab sebisaku supaya tidak terlalu memberatkan mereka. Alhamdulillah....mereka mau mensupport dulu,,,doakan ma, semoga uangnya kembali...^_^

Bismillah...semoga kali ini dipermudah...amiiin ya Alloh

>>> Pelajaran kesekian kalinya, jangan pernah berharap pada orang, bahwa orang lain akan memperhatikanmu. Tapi, berharap pada Alloh, maka Alloh sendiri yang akan memperhatikan dengan penuh cinta padamu<<<

*always be positive thinking*

Monday, May 17, 2010

indah di hati

Terenyuh sekali ketika aku menyadari diri ingin di anggap penting oleh orang lain. Padahal, ketika diingat,,,apalah artinya penilaian orang lain pada diri yang hina ini. Dulu, sering sekali dapat materi yang bertemakan ikhlas. Ikhlas pada apapun yang terjadi, dari hal terkecil sampai yang terbesar. Tak jarang juga mendapatkan materi tentang sabar...yang selalu ter-ngiang hanya pada saat mendapat kesedihan.

Senang rasanya mendapat kesempatan untuk berkenalan dengan banyak orang. Kenapa? karena merekalah orang2 yang selalu mengingatkan ku pada hakikat hidup, pada kenyataan bahwa "siapa lah diri ini?", pada pemikiran "untuk siapa, untuk apa, dan bagaimana hidup kita ini".

Kembali pada perasaan ingin dihargai. ^_^ memang, tak perlu dipungkiri bahwa setiap orang ingin dianggap ada dalam hidup ini. Ingin dihargai, ingin dinilai lebih. Aku juga begitu...tapi,,,kenapa terlihat naif sekali ya, saat aku sadar, bahwa "Allah selalu ikhlas memberikan begitu banyak nikmat untuk hambaNYA", "Rasulullah selalu ikhlas dalam berdakwah, bahkan ketika beliau di lempari dengan batu dari orang2 Thaif", "Abu Bakar pun selalu ikhlas dalam membela dan mencintai Rasulullah", dan yang paling dekat dengan kita "Orang tua kita yang selalu ikhlas memberikan yang terbaik untuk kita, tanpa minta harga pembayaran 1 sen pun".

Ikhlas, memang memiliki arti penting dan hanya orang2 yang merasa diri "amat penting" yang bisa menjalaninya. Sekalipun banyak kepahitan yang ia dapatkan, tapi sungguh, kepahitan itu hanyalah baju luarnya. Apa yang terjadi di dalam hati mereka? Tak lain, hanya keindahan, kedamaian dan kenikmatan yang luar biasa yang tidak pernah terbayarkan oleh apapun.

Semoga, hanya keikhlasan yang mengiringi hidup ku, hidup kalian, dan hidup kita semua. Sehingga, hanya keindahan dalam hati-lah yang sangat kita harapkan.

"Nothing's better than destiny" (WMR)

Wednesday, February 3, 2010

sepertinya aku lupa

Di rakaat terakhir shalat witir yang kulakukan,,,terselip sedikit pemikiran tentang mba2 dan mas2 tki yang pernah kutemui selama di Taiwan ini. Selesai salam,,,air mata pun menetes. Kupikir dan terus kupikir, apa yang sebenarnya menjadi landasan terbersitnya pemikiran itu...ternyata "doa".
Aku lupa untuk mendoakan mereka...

Ya Rabb...egois sekali diri ini...

Selama ini hanya doa untuk diri sendiri, keluarga dan orang2 dekat saja yang kulantunkan.
Mana untuk orang2 yang telah menjadi target dakwah ku? Mana doa untuk orang2 yang mungkin bisa membawa ku ke Syurga NYA? Mana doa untuk orang2 yang memang membutuhkan doa agar selalu dirangkul Allah? Mana? Mana?

Ya Rabb...sombong sekali diri ini..

Sempat terlintas dalam pikiran bahwa, mba2 dan mas2 TKI sudah memilih jalannya sendiri, sehingga mungkin kita tidak bisa masuk dan menggenggam tangan mereka untuk berjalan bersama. Sungguh, pikiran itu telah membuatku melupakan mereka untuk kumasukkan dalam daftar orang2 yang kudoakan. Astaghfirullah...

Ya Rabb...kikir sekali diri ini...

Kikir untuk malas mendoakan mereka agar bisa menjadi barisan orang2 yang diikutkan dalam syurga. Mereka bukan orang2 yang bodoh apalagi tidak berperasaan. Merekalah orang2 yang siap menerima "Cahaya", ketika kita tidak lepas merangkul, mengiringi, dan melantunkan doa. Mereka butuh....sangat butuh...

Ya Rabb...hina sekali diri ini...

Hina karena pernah menganggap mereka lebih hina. Tidak!!! Allah lebih tau mana yang lebih hina. Mungkin saja diriku yang lebih hina, karena merasa lebih berharga. Tidak!!! Allah tidak menganggap hinanya manusia hanya karena status pendidikan. Apalagi status sosial

Ya Rabb...Rangkul dan genggamlah kami selalu hingga sampai di pemberhentian terakhir kami

Hanya itu yang bisa kulantunkan untuk menebus rasa bersalah ini. Mba2...Mas2...maafkan saya...maafkan saya...maafkan saya...

Allahu Rabbuna...Lindungi mereka...Lindungilah orang2 yang pernah aku kenal dan mungkin pernah kulupakan...Sambungkanlah ikatan hati kami kembali jika memang pernah terputus.

Allahu Rabbul 'alamin...ingatkanlah kami...iringi selalu langkah2 kami, agar kami tidak salah arah...

Allahu Rabbuna...Hanya Engkau yang bisa menghapus air mata kesedihan kami...Hanya dengan Ridho-Mu...hanya dengan Ridho-Mu...

_aamiin_

Monday, January 25, 2010

Lagi...lagi...dan lagi...sabaaaaaaaaaar...terus...

Sekian kali aku menanyakan hal yang sama padanya...fiuuh....dan dia cuma bilang "nanti ya, insya allah..."
Dulu,,saya g pernah terpikirkan apapun ketika memutuskan utk bilang "ok"...1 bulan setelah aku bilang "ok" harusnya dia memenuhi janjinya. Tapi berhubung aku cabut ke taiwan,,,akhirnya kumaafkan. 3 bulan berlalu, 4 bulan,,,sampai 6 bulan. akhirnya kutanyakan lagi. "kapan akh?" dia cuma bilang "aduh, afwan...kemarin kepake karena ibu dan adik membutuhkan" hmm...okelah...
"tapi setengahnya masih ada kan?".."masih kok". "ok, tolong dikembalikan.sisanya tolong dicicil"
"ok"

8 bulan, aku tanya lagi...jawaban yang kudapat pun masih sama. "nanti ya"..."ok" 10 bulan aku tanya lagi...jawabannya masih sama, tapi dengan sedikit embelan "afwan ya, nanti, sekarang saya persiapan dulu utk biaya nikah saya"..."oke, semoga barokah" jawabku. 1 tahun kutanya lagi..jawabannya sedikit meyakinkan "oke ukh, akhir tahun 2009 saya selesaikan. emang butuh banget ya?" "ok, akhir 2009 ya...iya saya butuh", "ok, ukh. skrg sedang saya usahakan ke penyimpanan..istri saya juga sudah tau ttg ini" .. "ok, moga dimudahkan"....

1 tahun beberapa bulan kutanyakan lagi,,,"gmn? udah bisa?" "afwan ukh,,masih blm. ternyata susah ya ngurusnya.." jawabnya. "oo gitu...kl pelan2 aja gmn? bisa kan?" "insya allah ukh,,,tiap bulan pelan2...afwan ya...saya janji akhir 2009 selesai". "OK, moga dimudahkan ya.."
bulan berikutnya, dia pun memenuhi janjinya, tepat di bulan terakhir 2009, walau belum semuanya selesai, baru sekitar 1 persen dari semuanya.

Hari ini kutanyakan lagi, "gmn akh? sebelum saya lulus, bisa selesai ga ya? khawatir nanti ortu saya tau...bisa berabe", "emang eti kapan pulang ke indo?", "insya allah juli akh", "o gitu...mudah2an bisa ya...doakan aja, saya g bisa janji siih"
wekkksssssssss....whaaaat??? kenapa jawabannya jadi begini "saya g bisa janji sih"..apa??

astaghfirullah....kudu sabar ini dah...pernah ku ceritakan hal ini ke beberapa tmn saya, dan salah satu guruku. rata2 menjawab "yaah..memang begitu. tapi harusnya, dia menunaikan kewajibannya dulu dibandingkan keinginan dia pribadi"
guruku memberikan tanggapan "yaa...begitulah. dulu saya juga pernah dapet kasus yang sama. dan sampai sekarng g selesai2...dah hampir puluhan tahun. padahal "saudara" lho..."

ya Rabb...semoga Kau bisa memberikan kemudahan padanya utk menunaikan kewajibannya, dan memudahkan semua urusan kami...aamiin...

*__________*

Tuesday, January 19, 2010

^_________^

Lama g buka blog, begitu buka blog lagi, ternyata lupa passwordnya...*hadoh..hadoh..payah*...tapi akhirnya bisa juga. Awalnya sempat ragu, alamat e-mailnya bener ga ya? hahay...*krn ada beberapa account yeuh...*

Lagi pengen buka blog, dan nulis2 lagi yang ada di kepala saat ini. Ternyata lama juga ya, g numpahin sebagian isi kepala ke sini..*krn emang mikir2 dulu apa yang mau ditumpahin, saking banyak nya isi. kl ditumpahin semua...wedeeew...bisa gaswat dunia pemancingan*

Satu per satu isi kepala yang semrawut bisa diluruskan juga, walaupun sempat bingung meluruskannya. Kadang, pengen langsung diputuskan saja yang semrawut itu....tapiiii...kok rasanya g bijak ya. Tinggal dilurusin aja...sebenernya g susah..asaaal...sabar....

Dulu pernah belajar di satu bimbingan belajar (waktu getol2nya persaingan SPMB). Banyak hal yang didapat sebenernya *tapi lah kok yang diinget sampe sekarang cuma 1....* wkwkwkwkwk...yaaah..daripada g ada yang diinget...lumayan juga....

1 hal, tapi sangat bermakna dan berguna. Makanya diaplikasikan sampe sekarang.
"senyum" sebelum melakukan apapun *weitss...pastinya sblm senyum bismillah dulu ndro :D*. Yup, senyum...ternyata makin lebar senyum...jalan utk menyelesaikan masalah semakin terbuka lebar...hihihi...*pengalaman pribadi*. Dulu, guru di bimbel itu sering bilang, "sebelum mengerjakan soal,,,senyum aja dulu. masalah bisa atau nggak nya ngerjain itu soal..yang penting senyum...^_^"...ternyata benul!!! sampe sekarang, kl mau menghadapi soal, apapun itu, pasti senyum...setelah itu,,,kerjakan!!!

Gak cuma dalam ujian aku aplikasikan pelajaran itu. Di kehidupan nyata,,,ternyata bisa berhasil juga. Saat ada masalah, senyum dulu...baru berpikir, cari cara utk meluruskan masalah. Hmm...mungkin tiap orang berbeda2 langkah awal dalam meluruskan masalahnya itu. Tapi,,,mungkin juga...mencoba senyum dalam menghadapi masalah, g ada salahnya kan?

jadi inget lirik nasyid jadul "Senyum dong Fren..." jangan cemberut aje...^______^